Saya akan mulai sedikit dengan cerita latar belakang keluarga saya. Jadi sebenarnya saya menghadapi SBMPTN dgn kondisi yg bisa dibilang dlm keadaan tdk terlalu maksimal. Jadi beberapa bulan sblm SBMPTN, orangtua saya berpisah. Saya merupakan salah satu orang yg bertanggung jawab atas keadaan tersebut, saya meminta ibu saya untuk meninggalkan ayah saya. Alasannya adalah karena sdh cukup lama, ayah saya tdk menganggap sbg anaknya. Bahkan ayah saya sdh beberapa kali mencoba membunuh saya. Ayah saya juga sering menghina ibu saya dgn kata - kata yg tidak pantas, padahal ibu saya sdh bekerja keras untuk memenuhi kehidupan keluarga. Bahkan ayah saya juga sering melempar gelas ataupun piring kaca kearah ibu saya, untungnya ibu saya blm pernah terkena cedera serius. Hal tersebut lah yang selalu saya alami hampir di sepanjang kehidupan saya. Saya juga hanyalah manusia biasa yg memiliki batas. Hingga akhirnya saya meminta ibu saya meninggalkan ayah saya. Saat kami meninggalkan rumah yg telah dibeli dgn hasil kerjanya, ayah saya pernah menyumpahi saya bahwa saya tdk akan pernah bisa jadi orang. Bahkan setelah kami meninggalkan ayah saya, beliau msh saja mengirimkan pesan intimidasi.
Saya memutuskan kalau saya harus dapat membungkam mulut ayah saya dgn masuk ke PTN. Saya selalu mengahadiri setiap Try Out dan berusaha mengejar pelajaran, karena saya lintas jurusan dr IPA ke soshum. Hal tersebut selalu saya lakukan dgn rasa khawatir jika seandainya saya tdk lulus ptn, maka ayah saya bahkan banyak orang akan mencemooh ibu saya. Saya berusaha bukan hanya untuk diri saya. Saya selalu mengingat ibu saya, ketika saya sedang berjuang. Saya harus menjaga nama baik ibu saya. Saya juga cukup beruntung memiliki ibu yang tangguh dan tidak mau kalah dengan situasi. Hari terus berjalan hingga pada hari ujian SBMPTN tiba. Saya berusaha untuk memberikan yang terbaik dr segala sesuatu yg sdh saya perjuangkan.
Satu hari sblm pengumuman hasil sbmptn, saya berdoa cukup khusyuk sepanjang malam. Bahkan hingga air mata saya menetes. Saya sangat takut membuat ibu saya kecewa. Namun saya yakin bahwa rencana Tuhan itu akan indah pada waktunya, selama kita terus bersabar dan berusaha. Hingga pada hari pengumuman SBMPTN, saya berdoa terlebih dahulu sblm melihat hasilnya. Lalu saya melihat bahwa saya lulus di pilihan pertama Jurusan HI UB, kemudian saya benar tidak bisa menahan air mata haru saya. Hingga akihnya saya menyambut ibu saya yg baru pulang dr kerja dgn pelukan dan air mata di wajah saya serta kelulusan saya di PTN yg saya inginkan.
Satu hal yang ingin saya sampaikan disini, jangan pernah biarkan diri kita kalah dengan situasi. Ingatlah orang - orang yg telah mendukung anda selama ini, bayangkan wajah mereka yg tersenyum ketika melihat anda berhasil. Sebarapa sulit keadaan yg kita alami, hanya kita yg dapat menentukan apakah kita hanya akan berdiam diri menerima keadaan atau berjuang sekuat tenaga menghadapinya. Saya yakin semua orang pasti punya masalahnya masing - masing, namun jangan pernah menyerah. Bersabarlah, berusaha, dan berdoa, segala sesuatu akan indah pada waktunya.
Semangat pejuang ptn!!!