Dunia akademis dilanda skandal penemuan jurnal akademis yang ditulis oleh ChatGPT. Lebih dari 100 jurnal yang kemungkinan besar ditulis oleh chatbot Al itu. Para peneliti menduga 'kebobolan' ini akibat lemahnya proses peer-review dalam jurnal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain:
1. Tekanan Profesional dari Universitas
Tekanan profesional adalah alasan utama hal ini terjadi. Peneliti menghadapi tekanan besar dari kampus mereka untuk menerbitkan jurnal karena jurnal adalah salah satu cara utama untuk mendapatkan pekerjaan baru atau menerima promosi.
2. ChatGPT Dianggap Sebagai Jalan Pintas
Biasanya proses penerbitan jurnal akademis bereputasi memakan waktu lama. Para ilmuwan bahkan perlu eksperimen tambahan untuk memenuhi permintaan editor dan reviewer sehingga ChatGPT dinilai sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan pengerjaan tersebut.
3. Tampaknya Asli, tapi Ternyata Palsu
Beberapa dari jurnal akademis juga tampaknya sah atau asli, sedangkan jurnal lainnya hampir tidak dapat dipahami dan judul-judulnya juga dianggap 'kacau' sehingga nampaknya jurnal seperti itu dianggap palsu serta menggunakan ChatGPT.