SEJARAH
L
Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin 
memulai kiprah awalnya dalam dunia pendidikan dan penelitian kesejarahan
 di Indonesia sejak1964, dengan nama “Jurusan Sejarah Indonesia” pada 
Fakultas Sastra. Seiring dengan perkembangan zaman, jurusan ini telah 
beberapa kali mengalami pergantian nama, dimulai dari Jurusan Sejarah 
Indonesia, kemudian menjadi “Jurusan Sejarah dan Antropologi,” lalu 
“Jurusan Sejarah dan Arkeologi,” ditandai dengan pendirian konsentrasi 
Arkeologi (1980). Pada tahun 1974, Jurusan Sejarah Indonesia berubah 
nama menjadi “Jurusan Sejarah dan Antropologi,” dengan Program Studi 
Sejarah dan Program Studi Antropologi. Tiga tahun kemudian (1977), 
terjadi penggabungan fakultas di lingkungan Universitas Hasanuddin, 
dimana Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Sosial Politik, dan Fakultas 
Ekonomi bergabung menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya 
(FIISBUD). Namun, pada awal 1983 FIISBUD kembali terpecah menjadi 
fakultas-fakultas yang berdiri sendiri seperti sediakala. Berdasarkan 
SK. Mendikbud No. 0174/0/1983 tanggal 14 Maret 1983, Antropologi menjadi
 jurusan tersendiri yang dialihkan pengelolaannya dari Fakultas Sastra 
ke dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Setelah Antropologi yang menjadi bagian dari Jurusan Sejarah dan 
Antropologi memisahkan diri dan membentuk jurusan tersendiri pada FISIP,
 maka Jurusan Sejarah kemudian membina bidang ilmu Arkeologi yang telah 
ada sejak 1980. Lambat laun, Jurusan Sejarah kemudian berubah nama 
menjadi “Jurusan Sejarah dan Arkeologi,” dengan Program Studi Sejarah 
dan Program Studi Arkeologi pada 1987, sejalan dengan penerbitan SK. 
Rektor Unhas No. 405/A/10.01/1984 tanggal 9 Juli 1984 tentang Kurikulum 
Universitas Hasanuddin. 
Seiring dengan perkembangan lulusan masing-masing program studi, 
berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI), 
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD), Nomor: 
67/DIKTI/KEP/1998 tanggal 3 Maret 1998, maka sejak 1998, Program Studi 
Arkeologi ditetapkan menjadi jurusan tersendiri. Perubahan status 
tersebut membuat Program Studi Arkeologi menjadi jurusan yang independen
 dari Jurusan Sejarah dan Arkeologi. Sehingga, Jurusan Sejarah dan 
Arkeologi sekali lagi mengalami perubahan nama menjadi “Jurusan Ilmu 
Sejarah,” yang menekankan kepada keilmuan sejarah. Pada tahun 2005-2010,
 Jurusan Ilmu Sejarah membuka Program Magister Konsentrasi Ilmu Sejarah.
 Ketika itu, Program Magister Konsentrasi Ilmu Sejarah bernaung di bawah
 Program Studi Magister Antropologi pada Program Pasca Sarjana 
Universitas Hasanuddin. Pembukaan Konsentrasi Ilmu Sejarah sebagai 
Konsentrasi Antropologi disebabkan selain sebagai ilmu bantu dalam 
Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas, 
Jurusan Ilmu Sejarah pada saat itu juga mempunyai relasi emosional 
dengan para dosen Antropologi.
Berdasarkan PP RI No. 53 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas 
Hasanuddin, maka Fakultas Sastra kemudian berubah nama menjadi Fakultas 
Ilmu Budaya. Setahun kemudian (2016), terjadi perubahan OTK di 
Universitas Hasanuddin melalui penerbitan Peraturan Rektor Nomor: 
43315/UN4.1/PP.42/2016. Dari perubahan tersebut, Jurusan Ilmu Sejarah 
berganti menjadi “Departemen Ilmu Sejarah.” Terakhir, pada 27 November 
2018, terjadi perubahan nomenklatur dari Program Studi Ilmu Sejarah dan 
Departemen Ilmu Sejarah menjadi “Program Studi Sejarah” dan “Departemen 
Sejarah.” Berdasarkan pada peraturan DIKTI, terdapat 3 nomenklatur yang 
diakui, yakni 1) Sejarah, 2) Kajian Sejarah, dan 3) Studi Pasca 
Kolonial. Pada akhirnya, telah diputuskan untuk menggunakan Program 
Studi Sejarah dan Departemen Sejarah, dengan mempertimbangkan luaran dan
 masa depan program studi serta para lulusan ke depannya. Sejak 23 
September 2019, berdasarkan SK No. 4900/UN4.1/KEP/2019, Program Studi 
Magister (S2) Sejarah akhirnya dibuka kembali dan dijadikan sebagai 
salah satu program studi Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
 Hasanuddin hingga sekarang.
LAB
- Ruang Audio Visual pada dasarnya digunakan sebagai studio pengembangan 
model pembelajaran di Departemen Ilmu Sejarah. Salah satu model 
pembelajaran yang harus dikembangankan adalah pemanfaatan media sosial 
dalam proses belajar mengajar. Studio ini telah menghasilkan beberapa 
karya pembelajaran mutakhir yang telah dishare di Youtube dan aplikasi 
sejenisnya. Pada aspek yang berbeda, studio ini digunakan untuk 
ekstentifikasi matakuliah video dan dokumentasi sejarah.
- Laboratorium Departemen Ilmu Sejarah memiliki koleksi arsip digital 
cukup banyak, khususnya Arsip Sulawesi Selatan. Klasifikasi koleksi 
arsip digital Sulawesi Selatan terdiri dari arsip digital jenis Lontara 
Makassar, Bugis, Serang (pegon), Bahasa Belanda, serta transkrip sejarah
 lisan pada masa Perang dunia II. Secara keseluruhan, koleksi Arsip 
Sulawesi Selatan dapat dipelajari di Laboratorium Departemen Ilmu 
Sejarah.
PROGRAM STUDI
        
a) Visi
“Menjadi Lembaga Pendidikan Ilmu Sejarah berbasis Maritim yang Unggul di Asia Tenggara tahun 2025.”
b) Misi
Misi yang diemban oleh Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, 
Universitas Hasanuddin, dalam proses penyelenggaraan pendidikan tinggi 
telah ditetapkan sebagai berikut:
• Meningkatkan kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam 
melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada 
masyarakat.
• Mengembangkan kurikulum dan perangkat pembelajaran Student Center Learning (SCL) yang berbasis teknologi informasi.
• Menciptakan atmosfir akademik yang kondusif melalui ketersediaan 
sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
• Menyelenggarakan penelitian Sejarah Indonesia, khususnya Sejarah Maritim, guna memperkuat integrasi bangsa.
• Mengembangkan penghiliran kebudayaan dan kesejarahan untuk membantu
 mengatasi masalah-masalah aktual kebangsaan melalui pengabdian 
masyarakat.