Bahasa bukan hanya alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sarana membangun hubungan sosial, mengekspresikan perasaan, dan menciptakan keharmonisan dalam interaksi antarindividu. Dalam konteks komunikasi antarpribadi, peran ungkapan interpersonal menjadi sangat penting. Ungkapan-ungkapan ini berfungsi untuk mengatur hubungan, menunjukkan empati, sopan santun, dan keakraban antarpenutur.
Pada tingkat lanjutan, ungkapan interpersonal lanjutan melibatkan kemampuan berbahasa yang lebih kompleks — tidak hanya memahami makna literal, tetapi juga konteks sosial, budaya, dan emosional di balik tuturan. Artikel ini membahas secara mendalam mengenai pengertian, fungsi, jenis, contoh, serta penerapan ungkapan interpersonal lanjutan dalam kehidupan sehari-hari maupun profesional.
1. Pengertian Ungkapan Interpersonal Lanjutan
Secara linguistik, ungkapan interpersonal adalah bentuk bahasa yang digunakan untuk menjalin dan memelihara hubungan sosial antarindividu. Ungkapan ini meliputi salam, sapaan, ucapan terima kasih, permintaan maaf, ajakan, pujian, serta bentuk komunikasi lain yang menekankan hubungan manusiawi daripada sekadar penyampaian informasi.
Ungkapan interpersonal lanjutan mengacu pada ekspresi yang lebih halus, kompleks, dan kontekstual. Biasanya digunakan dalam situasi formal atau ketika diperlukan kepekaan sosial dan emosional yang tinggi. Misalnya, dalam dunia kerja internasional, seseorang perlu memahami perbedaan budaya dalam cara menolak, memuji, atau meminta bantuan agar tidak menyinggung lawan bicara.
Contoh sederhana:
-
Dasar: “Maaf.”
-
Lanjutan: “Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Saya sangat menghargai pengertian Anda.”
Perbedaan antara keduanya bukan sekadar panjang kalimat, melainkan tingkat kesantunan, empati, dan kesadaran sosial yang terkandung di dalamnya.
2. Fungsi Ungkapan Interpersonal Lanjutan
Fungsi utama ungkapan interpersonal lanjutan adalah menjaga keseimbangan hubungan sosial dan emosional antarindividu. Berikut beberapa fungsi spesifiknya:
a. Menjalin Hubungan Sosial
Ungkapan seperti “Senang sekali bisa bertemu lagi dengan Anda” menciptakan suasana akrab dan membangun rasa saling percaya.
b. Menunjukkan Empati dan Pengertian
Dalam komunikasi profesional, empati verbal seperti “Saya memahami perasaan Anda dalam situasi ini” membantu mencairkan ketegangan.
c. Menjaga Kesantunan dan Etika
Dalam budaya timur seperti Indonesia, kesantunan berbahasa menjadi indikator kepribadian. Ungkapan seperti “Mohon izin”, “Bila tidak keberatan”, atau “Terima kasih atas waktunya” mencerminkan nilai sopan santun.
d. Menghindari Konflik
Penggunaan bahasa yang diplomatis seperti “Mungkin ada cara lain yang bisa kita pertimbangkan bersama” lebih konstruktif dibandingkan kritik langsung.
e. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi
Ungkapan interpersonal membantu memastikan pesan diterima dengan baik, tanpa salah tafsir, terutama dalam komunikasi lintas budaya.
3. Jenis-Jenis Ungkapan Interpersonal Lanjutan
Ungkapan interpersonal lanjutan dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi komunikatifnya sebagai berikut:
a. Ungkapan Sapaan dan Perpisahan
-
“Selamat pagi, semoga hari Anda menyenangkan.”
-
“Sampai bertemu di kesempatan berikutnya. Jaga kesehatan, ya.”
Sapaan semacam ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga memperlihatkan perhatian dan niat baik.
b. Ungkapan Pujian
-
“Presentasi Anda luar biasa, sangat terstruktur dan inspiratif.”
-
“Saya kagum dengan cara Anda memecahkan masalah itu.”
Pujian yang tulus meningkatkan motivasi dan mempererat hubungan kerja maupun sosial.
c. Ungkapan Permintaan Maaf
-
“Saya sungguh menyesal atas keterlambatan ini, semoga tidak terlalu mengganggu jadwal Anda.”
-
“Terima kasih atas kesabarannya menunggu, saya menghargainya.”
Ungkapan ini menunjukkan tanggung jawab sekaligus penghargaan terhadap waktu dan perasaan orang lain.
d. Ungkapan Terima Kasih
-
“Terima kasih atas kerja sama yang luar biasa hari ini.”
-
“Saya sangat menghargai bantuan Anda, tanpa itu hasilnya tidak akan sebaik ini.”
Ucapan terima kasih yang disertai konteks membuat penerimanya merasa benar-benar dihargai.
e. Ungkapan Ajakan dan Saran
-
“Bagaimana kalau kita pertimbangkan alternatif lain?”
-
“Akan lebih baik jika kita meninjau kembali hasilnya bersama-sama.”
Ungkapan seperti ini mencerminkan kolaborasi dan keterbukaan dalam bekerja sama.
f. Ungkapan Penolakan yang Sopan
-
“Terima kasih atas tawarannya, namun saat ini saya belum bisa berkomitmen.”
-
“Saya sangat menghargai ide tersebut, meskipun sepertinya belum sesuai dengan arah proyek saat ini.”
Dalam budaya profesional, menolak dengan cara elegan adalah keterampilan komunikasi yang penting.
4. Prinsip-Prinsip Penggunaan Ungkapan Interpersonal Lanjutan
Penggunaan ungkapan interpersonal lanjutan tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial dan budaya. Ada beberapa prinsip utama yang harus diperhatikan:
a. Prinsip Kesantunan (Politeness Principle)
Dikemukakan oleh Geoffrey Leech, prinsip ini menekankan pentingnya menjaga muka (face) lawan bicara. Kesantunan dapat diwujudkan melalui pemilihan kata, intonasi, serta struktur kalimat yang lembut.
b. Prinsip Kerja Sama (Cooperative Principle)
Menurut Paul Grice, komunikasi efektif terjadi jika penutur dan mitra tutur bekerja sama berdasarkan empat maksim: kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Ungkapan interpersonal lanjutan sering kali menambahkan dimensi sosial tanpa melanggar maksim tersebut.
c. Prinsip Empati
Empati linguistik berarti memahami emosi dan sudut pandang lawan bicara. Kalimat seperti “Saya bisa membayangkan betapa sulitnya situasi ini bagi Anda” adalah contoh penerapan empati verbal.
d. Prinsip Konteks dan Kesadaran Budaya
Bahasa yang sopan di satu budaya belum tentu sama di budaya lain. Misalnya, dalam konteks budaya Jepang, penggunaan bentuk kehormatan (keigo) sangat penting; sedangkan dalam budaya Barat, kejujuran dan kehangatan sering lebih diutamakan daripada formalitas.
5. Strategi Menggunakan Ungkapan Interpersonal Lanjutan
Untuk menerapkan ungkapan interpersonal secara efektif, diperlukan strategi linguistik dan sosial sebagai berikut:
a. Menyesuaikan dengan Situasi
Gunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat formalitas dan hubungan interpersonal. Misalnya, kepada atasan, gunakan bentuk yang lebih sopan dan lengkap; sementara kepada rekan sebaya, gunakan bahasa yang lebih cair.
b. Menghindari Ambiguitas
Gunakan ungkapan yang jelas dan tidak mudah disalahartikan, terutama dalam komunikasi daring yang rentan salah tafsir.
c. Memanfaatkan Intonasi dan Gestur
Bahasa nonverbal mendukung efektivitas ungkapan interpersonal. Senyum, kontak mata, dan nada bicara lembut memperkuat kesan empati dan keakraban.
d. Mengembangkan Kepekaan Emosional
Kemampuan membaca situasi dan emosi orang lain membuat seseorang mampu memilih ungkapan yang paling tepat, terutama dalam situasi sensitif seperti menyampaikan kritik atau kabar buruk.
6. Contoh Penerapan dalam Konteks Nyata
a. Lingkungan Kerja
Dalam rapat, ungkapan interpersonal membantu menjaga dinamika tim:
“Terima kasih atas masukannya, ide tersebut sangat berharga. Namun mungkin kita bisa melihat opsi lain agar hasilnya lebih efisien.”
Ungkapan ini menyampaikan ketidaksetujuan tanpa menimbulkan konflik.
b. Dunia Pendidikan
Guru dapat menggunakan ungkapan interpersonal untuk memotivasi siswa:
“Kamu sudah berusaha dengan baik. Ayo kita tingkatkan lagi agar hasilnya lebih maksimal.”
c. Komunikasi Digital
Dalam email profesional, kesantunan tetap harus dijaga:
“Terima kasih atas respon cepat Anda. Mohon konfirmasi lebih lanjut jika ada hal yang perlu diperjelas.”
d. Interaksi Sosial Sehari-Hari
“Saya benar-benar menghargai waktu Anda untuk mendengarkan saya.”
“Terima kasih sudah bersedia membantu, saya tidak tahu harus bagaimana tanpa Anda.”
Ungkapan seperti ini mempererat hubungan emosional dan memperkuat ikatan sosial.
7. Tantangan dalam Penggunaan Ungkapan Interpersonal Lanjutan
a. Perbedaan Budaya
Ungkapan yang sopan di satu budaya bisa dianggap terlalu formal atau tidak tulus di budaya lain. Misalnya, orang Indonesia cenderung menggunakan kalimat tidak langsung, sedangkan orang Barat lebih menghargai kejujuran langsung.
b. Pengaruh Teknologi dan Komunikasi Daring
Pesan teks atau email sering kehilangan nuansa emosional karena tidak disertai intonasi atau ekspresi wajah. Maka, penggunaan emoji atau tanda baca yang tepat bisa membantu menyeimbangkan nada interpersonal.
c. Generasi dan Gaya Komunikasi
Generasi muda cenderung menggunakan ungkapan yang lebih singkat dan santai. Tantangannya adalah menjaga kesantunan tanpa kehilangan keaslian.
8. Pentingnya Penguasaan Ungkapan Interpersonal Lanjutan di Era Global
Dalam era globalisasi, kemampuan berkomunikasi dengan empatik dan efektif menjadi soft skill utama. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas dan cermin kepribadian.
Penguasaan ungkapan interpersonal lanjutan membantu individu:
-
Beradaptasi dengan berbagai situasi sosial.
-
Menjadi komunikator yang disegani dan dipercaya.
-
Meningkatkan profesionalisme dan kredibilitas.
-
Membangun hubungan lintas budaya yang harmonis.
Ungkapan interpersonal lanjutan merupakan inti dari komunikasi yang manusiawi, berempati, dan berbudaya. Di tengah dunia modern yang serba cepat dan digital, penggunaan bahasa yang sopan, sensitif, dan kontekstual menjadi semakin penting.
Kemampuan menggunakan ungkapan interpersonal bukan sekadar keterampilan linguistik, tetapi juga indikator kecerdasan emosional dan sosial seseorang. Dengan memahami fungsi, jenis, dan strategi penggunaannya, kita dapat menjadi komunikator yang lebih efektif — baik dalam konteks pribadi, profesional, maupun lintas budaya.
MASUK PTN