Loading...
world-news

Sosialisasi & Kepribadian Materi Sosiologi Kelas 10


Manusia dikenal sebagai homo socius—makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Sejak lahir hingga akhir hayat, manusia selalu berinteraksi, belajar, dan membentuk identitas diri melalui hubungan sosial. Proses belajar sosial ini disebut sosialisasi, dan hasil akhirnya adalah kepribadian seseorang yang unik.

Artikel ini membahas hubungan erat antara sosialisasi dan kepribadian, bagaimana keduanya terbentuk, faktor-faktor yang memengaruhi, serta peran pentingnya dalam kehidupan individu maupun masyarakat.


1. Pengertian Sosialisasi

Secara umum, sosialisasi adalah proses pembelajaran sosial di mana individu memperoleh nilai, norma, sikap, dan pola perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Melalui sosialisasi, seseorang belajar bagaimana “menjadi manusia” yang sesuai dengan lingkungannya.

Beberapa definisi ahli:

  • Peter L. Berger: Sosialisasi adalah proses seorang anak belajar menjadi anggota masyarakat.

  • Horton & Hunt: Sosialisasi adalah proses di mana seseorang menginternalisasi norma kelompoknya sehingga dapat berperan sebagai anggota masyarakat.

Dengan demikian, sosialisasi bukan sekadar interaksi, tetapi juga internalisasi nilai yang membentuk kepribadian.


2. Pengertian Kepribadian

Kepribadian (personality) adalah keseluruhan pola perilaku, sifat, emosi, dan cara berpikir yang relatif stabil dalam diri seseorang. Kepribadian membedakan individu satu dengan yang lain.

Menurut Gordon Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem psikofisik yang menentukan cara khas seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kepribadian bukan bawaan sejak lahir sepenuhnya, melainkan terbentuk dari perpaduan faktor biologis, lingkungan, dan pengalaman sosialisasi.


3. Hubungan Sosialisasi dan Kepribadian

Sosialisasi adalah proses, sedangkan kepribadian adalah hasil.

  • Tanpa sosialisasi, seseorang tidak akan mampu membentuk kepribadian yang sesuai dengan norma sosial.

  • Melalui sosialisasi, individu belajar mengenali peran, status, serta nilai moral yang berlaku dalam masyarakat.

  • Kepribadian terbentuk dari interaksi berulang, bukan hanya dari bakat alami.

Contoh:
Seorang anak yang tumbuh dalam keluarga penuh kasih sayang cenderung memiliki kepribadian hangat, ramah, dan empatik. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan berpotensi memiliki kepribadian keras atau agresif.


4. Tahapan Sosialisasi

a. Sosialisasi Primer

  • Terjadi dalam keluarga sejak lahir.

  • Anak belajar bahasa, norma dasar, perilaku, serta identitas awal.

  • Orang tua, saudara, dan pengasuh menjadi agen utama.

b. Sosialisasi Sekunder

  • Terjadi ketika individu memasuki lingkungan di luar keluarga, seperti sekolah, teman sebaya, organisasi, atau tempat kerja.

  • Individu belajar nilai, aturan, dan keterampilan sosial yang lebih kompleks.

c. Sosialisasi Tersier

  • Terjadi pada tahap dewasa ketika seseorang harus menyesuaikan diri dengan perubahan sosial, misalnya adaptasi di dunia kerja, pernikahan, atau budaya baru.


5. Agen Sosialisasi

  1. Keluarga → dasar pembentukan moral, bahasa, emosi.

  2. Sekolah → tempat belajar disiplin, tanggung jawab, keterampilan akademik dan sosial.

  3. Teman Sebaya (peer group) → mengajarkan solidaritas, gaya hidup, bahkan identitas diri.

  4. Media Massa & Media Sosial → memengaruhi cara berpikir, tren, bahkan standar kepribadian.

  5. Lingkungan Kerja → membentuk etos kerja, profesionalisme, dan peran sosial.


6. Teori-Teori Sosialisasi & Kepribadian

a. Teori Belajar Sosial (Albert Bandura)

Kepribadian terbentuk melalui observational learning—meniru perilaku orang lain yang dianggap model.

b. Teori Psikoanalisis (Sigmund Freud)

Kepribadian terbentuk dari interaksi antara id (dorongan biologis), ego (realitas), dan superego (nilai moral). Sosialisasi membantu menyeimbangkan ketiganya.

c. Teori Interaksionisme Simbolik (George H. Mead)

Individu membentuk konsep diri melalui interaksi simbolik. Mead membedakan I (diri subjektif) dan Me (diri sosial).

d. Teori Perkembangan Psikososial (Erik Erikson)

Setiap tahap kehidupan memiliki krisis yang harus diatasi. Keberhasilan sosialisasi di tiap tahap menentukan kepribadian sehat.


7. Faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi & Kepribadian

  1. Faktor Biologis: genetik, kondisi fisik, kesehatan.

  2. Faktor Lingkungan: keluarga, budaya, ekonomi, politik.

  3. Faktor Pendidikan: formal maupun non-formal.

  4. Faktor Media: televisi, internet, sosial media.

  5. Pengalaman Hidup: trauma, prestasi, pergaulan.


8. Sosialisasi, Kepribadian, dan Globalisasi

Di era globalisasi, sosialisasi tidak lagi terbatas pada ruang lokal. Internet, media sosial, dan migrasi budaya mempercepat perubahan kepribadian.

  • Positif: memperluas wawasan, toleransi, inovasi.

  • Negatif: krisis identitas, budaya konsumtif, individualisme.


9. Contoh Konkret Peran Sosialisasi dalam Kepribadian

  • Anak Jepang: dibesarkan dengan nilai disiplin sejak dini, menghasilkan kepribadian kolektif dan patuh aturan.

  • Anak di Indonesia: banyak dipengaruhi nilai gotong royong, sehingga kepribadian lebih hangat dan ramah.

  • Anak yang kurang sosialisasi: cenderung mengalami kesulitan komunikasi, rendah empati, dan berpotensi antisosial.


10. Tantangan Sosialisasi di Era Modern

  1. Ketergantungan Media Sosial: banyak remaja lebih banyak belajar dari internet ketimbang orang tua/guru.

  2. Perubahan Nilai Keluarga: urbanisasi membuat interaksi keluarga berkurang.

  3. Krisis Identitas: pengaruh budaya asing dapat menimbulkan kebingungan nilai.

  4. Disrupsi Pendidikan: sistem pendidikan harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.


11. Upaya Memperkuat Sosialisasi Positif

  • Keluarga: menanamkan nilai kasih sayang, komunikasi terbuka, disiplin positif.

  • Sekolah: menyeimbangkan akademik dengan pendidikan karakter.

  • Media: mendorong konten edukatif dan positif.

  • Masyarakat: membangun komunitas yang mendukung interaksi sehat.

Sosialisasi dan kepribadian memiliki hubungan timbal balik yang erat. Sosialisasi adalah proses penting yang membentuk kepribadian, sementara kepribadian yang matang akan memperkuat kualitas interaksi sosial seseorang.

Di era globalisasi, tantangan sosialisasi semakin kompleks, namun dengan dukungan keluarga, pendidikan, dan media yang sehat, individu dapat membangun kepribadian yang tangguh, adaptif, serta berkarakter.