Loading...
world-news

Senyawa Turunan Karbon (Kimia Organik II) Materi Kimia Kelas 12


Ilmu kimia organik mempelajari senyawa karbon beserta sifat, struktur, serta reaktivitasnya. Salah satu cabang penting dalam kimia organik adalah pembahasan mengenai senyawa turunan karbon. Senyawa ini merupakan turunan dari hidrokarbon (alkana, alkena, alkuna, maupun aromatik) yang atom hidrogennya digantikan oleh gugus fungsional tertentu. Kehadiran gugus fungsional inilah yang menentukan sifat fisik, sifat kimia, maupun kegunaan dari senyawa tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua produk yang kita gunakan—mulai dari obat, plastik, bahan bakar, hingga kosmetik—melibatkan senyawa turunan karbon. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai senyawa ini tidak hanya penting dalam dunia akademik, tetapi juga memiliki aplikasi luas di bidang industri, kesehatan, dan lingkungan.


Klasifikasi Senyawa Turunan Karbon

Secara umum, senyawa turunan karbon dapat diklasifikasikan berdasarkan gugus fungsional yang melekat pada rantai karbon. Beberapa golongan utama antara lain:

  1. Alkohol (–OH)
    Senyawa dengan gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon jenuh.

  2. Fenol (–OH pada cincin aromatik)
    Mirip dengan alkohol, namun gugus hidroksil menempel pada cincin benzena.

  3. Eter (R–O–R’)
    Mengandung atom oksigen yang menghubungkan dua gugus alkil atau aril.

  4. Aldehida (–CHO)
    Mengandung gugus karbonil di ujung rantai karbon.

  5. Keton (C=O di tengah rantai)
    Mengandung gugus karbonil di antara dua gugus alkil atau aril.

  6. Asam Karboksilat (–COOH)
    Senyawa dengan gugus karboksil, sangat penting di bidang biologi.

  7. Ester (R–COOR’)
    Turunan dari asam karboksilat yang banyak digunakan pada parfum dan flavor.

  8. Amina (–NH2, –NHR, –NR2)
    Turunan amonia yang bersifat basa.

  9. Amida (R–CONH2)
    Turunan asam karboksilat, penting dalam struktur protein.

  10. Halogenalkana (R–X, X = F, Cl, Br, I)
    Hidrokarbon yang salah satu atom H-nya diganti dengan halogen.

  11. Nitro (–NO2)
    Umumnya terdapat pada senyawa aromatik, misalnya TNT.

Alkohol

Struktur dan Sifat

Alkohol memiliki gugus –OH yang membuatnya bersifat polar, mudah larut dalam air (terutama yang berantai pendek), serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan hidrokarbon sejenis.
Contoh: etanol (C2H5OH), alkohol yang paling dikenal dalam kehidupan sehari-hari.

Kegunaan

  • Pelarut dalam industri farmasi.

  • Bahan bakar alternatif (bioetanol).

  • Bahan baku minuman beralkohol.


Fenol

Struktur dan Sifat

Fenol adalah senyawa aromatik dengan gugus –OH pada cincin benzena. Fenol lebih asam daripada alkohol biasa karena stabilisasi resonansi pada anion fenoksida.

Kegunaan

  • Antiseptik (misalnya karbol).

  • Bahan baku resin fenol-formaldehida.


Eter

Struktur dan Sifat

Eter relatif tidak reaktif, memiliki titik didih rendah, serta mudah menguap. Karena sifatnya, eter banyak digunakan sebagai pelarut.

Kegunaan

  • Pelarut dalam laboratorium.

  • Dulu digunakan sebagai anestesi (dietil eter).


Aldehida dan Keton

Struktur

Keduanya memiliki gugus karbonil (C=O).

  • Aldehida: gugus karbonil di ujung rantai.

  • Keton: gugus karbonil di tengah rantai.

Contoh

  • Aldehida: formaldehida (HCHO).

  • Keton: aseton (CH3COCH3).

Kegunaan

  • Formaldehida: bahan pengawet, resin.

  • Aseton: pelarut cat kuku.


Asam Karboksilat

Struktur dan Sifat

Mengandung gugus –COOH, bersifat asam, mudah membentuk ikatan hidrogen.
Contoh: asam asetat (CH3COOH).

Kegunaan

  • Asam asetat: bahan baku cuka.

  • Asam benzoat: pengawet makanan.


Ester

Struktur

Ester terbentuk dari reaksi kondensasi antara asam karboksilat dan alkohol.

Kegunaan

  • Flavor makanan (misalnya isoamil asetat rasa pisang).

  • Bahan baku parfum.

  • Plasticizer.


Amina

Struktur

Turunan amonia, terbagi menjadi primer, sekunder, dan tersier.

Kegunaan

  • Bahan obat-obatan (misalnya antihistamin).

  • Bahan dasar zat warna.


Amida

Struktur

Mengandung gugus –CONH2.
Contoh: urea, asam amino, protein.

Kegunaan

  • Urea: pupuk.

  • Amida kompleks: struktur utama protein.


Halogenalkana

Struktur

Mengandung halogen (Cl, Br, I, F).
Reaktif terhadap substitusi nukleofilik.

Kegunaan

  • Kloroform: pelarut.

  • Freon: pendingin (sekarang dibatasi karena merusak ozon).

Nitro Senyawa

Struktur

Mengandung gugus –NO2.

Kegunaan

  • TNT: bahan peledak.

  • Senyawa nitro aromatik: bahan baku pewarna.

Reaksi Utama Senyawa Turunan Karbon

Beberapa reaksi khas yang terjadi pada senyawa turunan karbon antara lain:

  1. Oksidasi (alkohol → aldehida/keton → asam karboksilat).

  2. Reduksi (nitro → amina, karbonil → alkohol).

  3. Substitusi (halogenalkana → alkohol/amina).

  4. Esterifikasi (asam karboksilat + alkohol → ester).

  5. Hidrolisis (ester/amida → asam karboksilat).

Aplikasi dalam Kehidupan

Senyawa turunan karbon berperan besar di berbagai bidang:

  • Kesehatan: antibiotik, obat anestesi, vitamin.

  • Industri: plastik, resin, serat sintetis.

  • Lingkungan: bioetanol sebagai bahan bakar ramah lingkungan.

  • Pangan: pengawet, flavor, pewarna makanan.

Tantangan dan Dampak Lingkungan

Meski bermanfaat, penggunaan senyawa turunan karbon juga membawa dampak negatif:

  • Limbah industri berbasis organik dapat mencemari lingkungan.

  • Senyawa seperti freon dan plastik sintetis merusak ekosistem.

  • Bahan peledak berbasis nitro senyawa membahayakan keselamatan.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan senyawa turunan karbon yang lebih ramah lingkungan, seperti plastik biodegradable dan pelarut hijau (green solvent).

Senyawa turunan karbon merupakan inti dari kimia organik dengan beragam gugus fungsional yang menentukan sifat dan kegunaannya. Dari alkohol hingga amida, masing-masing golongan memiliki peran vital dalam kehidupan manusia. Pemahaman mendalam mengenai struktur, sifat, reaktivitas, serta aplikasinya menjadi landasan penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan.