Loading...
world-news

Pengertian kelompok sosial - Kelompok Sosial Materi Sosiologi Kelas 11


Manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Dalam kesehariannya, manusia tidak dapat hidup sendirian karena selalu membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan, baik jasmani maupun rohani. Dari sifat inilah lahir berbagai bentuk interaksi sosial yang kemudian membentuk kelompok sosial.

Kelompok sosial merupakan salah satu konsep penting dalam ilmu sosiologi, karena keberadaannya menjadi dasar dari tatanan kehidupan masyarakat. Hampir semua aktivitas manusia—dari keluarga, pendidikan, pekerjaan, hingga kehidupan politik—terjalin melalui kelompok sosial.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif pengertian kelompok sosial, ciri-ciri, syarat terbentuk, teori-teori pendukung, jenis-jenis, hingga contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari.


Pengertian Kelompok Sosial

Secara umum, kelompok sosial dapat diartikan sebagai sekumpulan individu yang memiliki kesadaran untuk berkumpul, berinteraksi, serta memiliki tujuan tertentu.

Beberapa ahli memberikan definisi yang memperkaya pemahaman tentang konsep ini:

  1. Soerjono Soekanto
    Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan timbal balik dan saling memengaruhi.

  2. Robert K. Merton
    Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang saling berhubungan, menyadari keberadaannya, dan memiliki pola interaksi yang teratur.

  3. Paul B. Horton & Chester L. Hunt
    Kelompok sosial merupakan sekumpulan orang yang memiliki hubungan yang cukup erat, sehingga memungkinkan terbentuknya struktur sosial.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial bukan sekadar kumpulan orang, melainkan harus memenuhi syarat tertentu: adanya interaksi, kesadaran bersama, norma, serta tujuan.


Syarat Terbentuknya Kelompok Sosial

Agar suatu kumpulan manusia dapat disebut kelompok sosial, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi:

  1. Kesadaran sebagai bagian dari kelompok
    Individu di dalam kelompok harus merasa dirinya anggota kelompok tersebut. Misalnya, seseorang merasa menjadi bagian dari komunitas pencinta alam.

  2. Interaksi antaranggota
    Interaksi merupakan kunci terbentuknya kelompok sosial. Tanpa adanya komunikasi dan hubungan timbal balik, kelompok tidak akan hidup.

  3. Adanya tujuan bersama
    Kelompok sosial terbentuk karena ada tujuan tertentu, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Contoh: kelompok belajar yang bertujuan memahami materi kuliah.

  4. Adanya norma atau aturan
    Setiap kelompok memiliki aturan, tertulis maupun tidak tertulis, yang mengatur perilaku anggotanya. Misalnya, norma kesopanan dalam keluarga.

  5. Adanya kesinambungan
    Kelompok sosial bersifat relatif bertahan lama, tidak hanya terbentuk sesaat. Walaupun ada kelompok yang bersifat sementara, biasanya kelompok sosial cenderung memiliki kontinuitas.


Ciri-Ciri Kelompok Sosial

Menurut para sosiolog, kelompok sosial memiliki beberapa ciri khas:

  • Struktur sosial: setiap kelompok memiliki peran dan status yang berbeda di antara anggotanya.

  • Norma kelompok: terdapat aturan yang membimbing perilaku anggota.

  • Hubungan timbal balik: setiap individu saling memengaruhi dalam interaksi.

  • Kesadaran kolektif: anggota menyadari keberadaannya sebagai satu kesatuan.

  • Tujuan bersama: arah gerak kelompok ditentukan oleh tujuan yang disepakati.


Fungsi Kelompok Sosial

Kelompok sosial memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Beberapa fungsinya antara lain:

  1. Identitas sosial
    Melalui kelompok, seseorang menemukan jati dirinya dan membentuk identitas sosial.

  2. Kontrol sosial
    Norma yang berlaku dalam kelompok membantu mengendalikan perilaku anggota agar sesuai dengan aturan masyarakat.

  3. Sarana sosialisasi
    Dalam kelompok, individu belajar nilai, norma, budaya, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup bermasyarakat.

  4. Pemenuhan kebutuhan
    Baik kebutuhan ekonomi, emosional, maupun spiritual sering kali dipenuhi melalui keberadaan kelompok sosial.

  5. Integrasi sosial
    Kelompok menjadi perekat yang menjaga kesatuan dan keharmonisan dalam masyarakat.


Teori-Teori tentang Kelompok Sosial

Beberapa teori sosiologi menjelaskan terbentuknya kelompok sosial:

  1. Teori Interaksionisme Simbolik (George Herbert Mead)
    Menjelaskan bahwa kelompok terbentuk melalui proses interaksi simbolis, di mana individu memberi makna terhadap tindakan orang lain.

  2. Teori Struktural Fungsional (Talcott Parsons)
    Kelompok sosial dipandang sebagai bagian dari sistem sosial yang memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan masyarakat.

  3. Teori Konflik (Karl Marx)
    Menganggap kelompok sosial terbentuk karena adanya kepentingan ekonomi dan perbedaan kelas yang memunculkan konflik.

  4. Teori Pertukaran Sosial (George Homans)
    Menyatakan bahwa kelompok ada karena individu melakukan pertukaran (imbalan dan biaya) dalam hubungan sosial.


Jenis-Jenis Kelompok Sosial

Para ahli membagi kelompok sosial ke dalam berbagai jenis, berdasarkan kriteria tertentu.

1. Berdasarkan Kedekatan Hubungan

  • Kelompok primer: hubungan erat, intim, dan personal. Contoh: keluarga, sahabat dekat.

  • Kelompok sekunder: hubungan formal, impersonal, dan berorientasi pada tujuan. Contoh: organisasi kerja, partai politik.

2. Berdasarkan Keanggotaan (William G. Sumner)

  • In-group: kelompok yang diidentifikasi sebagai “kita”. Contoh: komunitas sekolah sendiri.

  • Out-group: kelompok yang dianggap berbeda atau “mereka”. Contoh: sekolah lain dalam kompetisi.

3. Berdasarkan Sifat Hubungan

  • Formal: memiliki struktur, aturan, dan pembagian peran yang jelas. Contoh: perusahaan.

  • Informal: terbentuk secara spontan tanpa aturan tertulis. Contoh: kelompok nongkrong.

4. Berdasarkan Kepentingan

  • Kelompok okupasional: berdasarkan pekerjaan.

  • Kelompok keagamaan: berdasarkan keyakinan.

  • Kelompok politik: berdasarkan kepentingan kekuasaan.

  • Kelompok rekreasional: berdasarkan hobi atau kesenangan.


Dinamika dalam Kelompok Sosial

Setiap kelompok mengalami dinamika, yaitu perubahan yang terus berlangsung. Beberapa faktor yang memengaruhi dinamika kelompok adalah:

  1. Ukuran kelompok
    Semakin besar kelompok, semakin kompleks hubungan di dalamnya.

  2. Kepemimpinan
    Pemimpin berperan penting dalam mengarahkan tujuan kelompok.

  3. Kohesi sosial
    Tingkat solidaritas antaranggota menentukan kekuatan kelompok.

  4. Konflik dan kerja sama
    Dua hal ini menjadi bagian alami dari kehidupan kelompok. Konflik bisa melemahkan, tetapi juga memperkuat solidaritas jika diselesaikan dengan baik.


Contoh Kelompok Sosial dalam Kehidupan Sehari-Hari

  • Keluarga: kelompok primer yang pertama kali membentuk kepribadian seseorang.

  • Kelompok belajar: terbentuk untuk mencapai tujuan akademis.

  • Komunitas hobi: seperti kelompok fotografi atau klub sepak bola.

  • Organisasi masyarakat: misalnya karang taruna atau lembaga swadaya masyarakat.

  • Partai politik: kelompok formal dengan tujuan memperoleh kekuasaan.

Tantangan dan Perubahan Kelompok Sosial di Era Modern

Di era globalisasi dan digitalisasi, kelompok sosial mengalami perubahan signifikan. Kemunculan kelompok virtual atau komunitas online menandai babak baru dalam interaksi sosial. Media sosial memungkinkan terbentuknya kelompok tanpa batas geografis.

Namun, tantangan juga muncul, seperti:

  • Individualisme: meningkatnya sifat egois yang mengurangi kohesi sosial.

  • Konflik identitas: benturan antara nilai tradisional dan modern.

  • Fragmentasi sosial: munculnya kelompok eksklusif yang menimbulkan polarisasi.

Kelompok sosial adalah wadah di mana manusia berinteraksi, belajar, bekerja sama, dan mencapai tujuan bersama. Ia bukan hanya sekadar kumpulan orang, tetapi entitas sosial yang memiliki norma, struktur, serta fungsi vital bagi kehidupan masyarakat.

Dari keluarga sebagai kelompok primer hingga organisasi internasional, semua merupakan contoh nyata betapa pentingnya kelompok sosial dalam kehidupan manusia.

Di era modern, kelompok sosial terus mengalami transformasi, terutama dengan hadirnya teknologi digital. Meskipun demikian, prinsip dasarnya tetap sama: manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup dan berkembang.