Animalia atau kerajaan hewan adalah salah satu dari lima kingdom utama dalam klasifikasi makhluk hidup. Kingdom ini mencakup organisme multiseluler, eukariotik, dan heterotrof yang memperoleh energi dengan cara memakan organisme lain. Hewan memiliki keanekaragaman yang luar biasa, mulai dari spons sederhana di laut hingga mamalia kompleks seperti manusia. Dalam dunia biologi, memahami klasifikasi animalia sangat penting karena menjadi dasar untuk mempelajari hubungan evolusi, ekologi, serta karakteristik unik tiap kelompok.
Artikel ini akan membahas secara mendalam klasifikasi animalia, mulai dari ciri umum, tingkatan taksonomi, hingga pembahasan tiap filum besar.
Ciri-ciri Umum Kingdom Animalia
Sebelum masuk ke detail klasifikasi, penting untuk mengenali ciri dasar hewan:
-
Eukariotik – sel memiliki inti sejati dan organel terikat membran.
-
Multiseluler – terdiri atas banyak sel dengan fungsi khusus.
-
Heterotrof – memperoleh makanan dengan cara memakan organisme lain.
-
Tidak memiliki dinding sel – berbeda dengan tumbuhan dan fungi.
-
Memiliki jaringan khusus – sebagian besar hewan memiliki jaringan saraf dan otot.
-
Reproduksi seksual – meski beberapa juga dapat bereproduksi aseksual.
-
Tahap embrio – hampir semua hewan melewati tahap blastula dalam perkembangan embrionya.
Sistem Klasifikasi Animalia
Ilmuwan menggunakan sistem taksonomi untuk mengklasifikasikan hewan. Tingkatan utama dalam klasifikasi adalah:
-
Kingdom – Animalia
-
Filum
-
Kelas
-
Ordo
-
Famili
-
Genus
-
Spesies
Dalam kingdom Animalia, terdapat lebih dari 35 filum yang diakui, namun biasanya dibahas sekitar 9–12 filum utama yang mewakili mayoritas keanekaragaman hewan.
Filum Utama dalam Kingdom Animalia
1. Porifera (Spons)
-
Ciri-ciri:
-
Tubuh berpori, hidup menetap (sesil), tidak memiliki jaringan sejati.
-
Sistem sirkulasi sederhana, mengandalkan aliran air melalui pori.
-
-
Contoh: Spons laut (Spongia).
-
Peranan: Penyaring air laut, indikator kualitas lingkungan.
2. Cnidaria (Coelenterata)
-
Ciri-ciri:
-
Tubuh simetri radial, diploblastik (dua lapisan embrio).
-
Memiliki sel penyengat (nematosista).
-
-
Contoh: Ubur-ubur, karang, hydra.
-
Peranan: Karang membentuk ekosistem terumbu, ubur-ubur sebagai predator plankton.
3. Platyhelminthes (Cacing Pipih)
-
Ciri-ciri:
-
Tubuh pipih dorsoventral, tidak memiliki rongga tubuh sejati (aselomata).
-
Sistem pencernaan sederhana.
-
-
Contoh: Planaria, cacing pita (Taenia), Fasciola.
-
Peranan: Beberapa parasit merugikan manusia dan hewan ternak.
4. Nematoda (Cacing Gilig)
-
Ciri-ciri:
-
Tubuh silindris, tertutup kutikula, pseudoselomata.
-
Banyak bersifat parasit.
-
-
Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut), Wuchereria bancrofti (penyebab filariasis).
-
Peranan: Sebagian merugikan, namun ada juga yang bermanfaat dalam penelitian biologi (C. elegans).
5. Annelida (Cacing Gelang)
-
Ciri-ciri:
-
Tubuh bersegmen (metameri), selom sejati.
-
Sistem sirkulasi tertutup.
-
-
Contoh: Lintah, cacing tanah, cacing laut.
-
Peranan: Cacing tanah memperbaiki struktur tanah, lintah digunakan dalam dunia medis.
6. Mollusca
-
Ciri-ciri:
-
Tubuh lunak, sering dilindungi cangkang dari kalsium karbonat.
-
Memiliki kaki, mantel, dan rongga mantel.
-
-
Kelas utama:
-
Gastropoda (siput),
-
Bivalvia (kerang),
-
Cephalopoda (cumi-cumi, gurita).
-
-
Peranan: Sumber makanan, hiasan, serta penelitian saraf (pada cumi-cumi).
7. Arthropoda
-
Ciri-ciri:
-
Hewan dengan kerangka luar (eksoskeleton) dari kitin.
-
Tubuh bersegmen, kaki berbuku-buku.
-
-
Kelas utama:
-
Insekta (serangga),
-
Arachnida (laba-laba, kalajengking),
-
Crustacea (udang, kepiting),
-
Myriapoda (lipan, kaki seribu).
-
-
Peranan: Sangat penting dalam ekosistem, sebagai penyerbuk, sumber pangan, hingga hama.
8. Echinodermata
-
Ciri-ciri:
-
Simetri radial dewasa, simetri bilateral pada larva.
-
Memiliki sistem ambulakral (tabung kaki).
-
-
Contoh: Bintang laut, bulu babi, teripang.
-
Peranan: Menjaga keseimbangan ekosistem laut, beberapa dikonsumsi manusia.
9. Chordata
-
Ciri-ciri:
-
Memiliki notokorda, tali saraf dorsal, celah insang pada tahap tertentu.
-
Filum terbesar dan paling kompleks.
-
-
Subfilum utama:
-
Urochordata – contohnya tunikata.
-
Cephalochordata – contohnya Amphioxus.
-
Vertebrata – hewan bertulang belakang.
-
Klasifikasi Vertebrata
-
Pisces (ikan): Memiliki insang, sirip, bersifat poikiloterm.
-
Amfibi: Hidup di dua alam, kulit lembap, contoh katak.
-
Reptil: Kulit bersisik, berdarah dingin, contoh ular, kura-kura.
-
Aves (burung): Bulu sebagai ciri khas, berdarah panas, bertelur.
-
Mamalia: Memiliki kelenjar susu, rambut, berdarah panas.
Pentingnya Klasifikasi Animalia
-
Memahami Evolusi – membantu menelusuri hubungan kekerabatan antarspesies.
-
Konservasi – identifikasi spesies langka agar dapat dilindungi.
-
Ekologi – mengetahui peran hewan dalam rantai makanan dan ekosistem.
-
Kesehatan dan Ekonomi – mengenali hewan parasit serta hewan yang bermanfaat bagi manusia.
Kingdom Animalia adalah kelompok organisme yang sangat beragam, dari hewan mikroskopis hingga mamalia besar. Melalui sistem klasifikasi, para ilmuwan dapat memahami hubungan evolusi, struktur, serta fungsi hewan dalam ekosistem. Dengan mengenali filum dan kelas utama, kita dapat lebih menghargai pentingnya peran hewan dalam kehidupan manusia dan kelestarian bumi.